Tuesday, January 4, 2011

Hindari Kecurigaan, Kasiem Berlibur ke Bali

Hasnomo

BOJONEGORO - Siapa yang mau mendekam di penjara? Kasiem pun tidak. Karena itu, begitu ada kesempatan dapat menghindari hukuman, terpidana kasus penyelewengan pupuk bersubsidi itu pun melakukannya. Terjadilah pertukaran. Bagaimana kisahnya?

Proses penukaran itu ternyata memang telah dirancang dengan rapi. Pada 24 Desember 2010, Kasiem sudah mendapat kabar dari salah seorang jaksa Kejari Bojonegoro bahwa sudah ada putusan dari Mahkamah Agung (MA) pada perkara yang membelitnya. “Jaksa itu bilang kepada Kasiem bahwa kasusnya sudah mentok. Kasiem harus dieksekusi menjalani hukuman di penjara,” tutur Kepala LP Kelas II A Bojonegoro Abdullah menirukan pengakuan Kasiem.

Karena tidak ingin masuk penjara, warga Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, Bojonegoro, Jawa Timur ini pun melakukan berbagai upaya agar bisa lolos. Saat itulah, Hasnomo, salah seorang pengacara kondang di Bojonegoro mendatangi rumahnya dan menawarkan ide untuk menghindari sel penjara.

Hasnomo menawarkan pertukaran Kasiem dengan orang lain. Namun, Hasnomo meminta imbalan sebesar Rp20 juta untuk perjokian itu. Kasiem yang sudah bingung setuju dengan tawaran tersebut. Bahkan, dia menyanggupi membayar Rp22 juta. Sebagai tanda kesepakatan, Kasiem saat itu menyerahkan uang tunai sebesar Rp12 juta pada Hasnomo.

Sementara sisanya sebesar Rp10 juta akan diserahkan saat dirinya sudah betul-betul bisa lolos. Setelah ada kesepakatan itu, Hasnomo meminta bantuan pada seorang penghubung yang disebut-sebut bernama Angga, warga Ngawi, untuk mencarikan seorang pengganti Kasiem. Angga kemudian menawari Karni (49), warga Dusun Kalipang, Desa Leran, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro.

Menurut Abdullah, saat eksekusi, Kasiem dibawa ke LP itu tidak menggunakan mobil tahanan Kejari Bojonegoro, melainkan mobil pribadi berwarna silver. Mobil itu hanya ditumpangi Widodo Priyono dan Kasiem. Sampai di depan LP sekitar pukul 11.00 WIB, mobil yang ditumpangi Kasiem dan Widodo Priyono berhenti.

Widodo yang kala itu memakai seragam kejaksaan keluar dan menghampiri mobil sedan berwarna merah di seberang jalan. Suasana di Jalan Diponegoro saat itu cukup ramai sehingga aksi Widodo tidak menimbulkan kecurigaan. Di mobil sedan warna merah itu terdapat Angga yang membawa Karni dan Suradi, adik Karni.

Sementara Hasnomo juga ikut menyertai ke LP, tapi mengendarai mobil sendiri. Sempat terjadi dialog sebentar, Widodo lantas membawa Karni alias Kasiem palsu masuk ke LP disertai Hasnomo. Setelah melalui pemeriksaan petugas jaga di pintu depan LP, Kasiem palsu ditemani Widodo masuk ke ruang registrasi.

Kasubsi Registrasi, Atmari yang memeriksa berkas salinan putusan MA, berkas berita acara pelaksanaan putusan hakim atau disebut BA8 dan identitas napi.

Setelah dinilai pemeriksaannya cukup, Kasiem palsu lalu dijebloskan ke ruang blok wanita. Setelah proses penyerahan Kasiem palsu itu selesai, Hasnomo keluar dari LP dan menghampiri Kasiem asli yang masih berada di mobil pribadi warna silver. Setelah ada pembicaraan, Kasiem asli menyerahkan uang sisa imbalan Rp10 juta yang dijanjikan sebelumnya. Setelah cukup, Hasnomo kembali ke mobilnya dan pergi meninggalkan lokasi. Tak berselang lama, Widodo Priyono juga keluar dari LP.

Dia langsung masuk ke mobil warna silver dan membawa Kasiem asli ke arah selatan. Setelah dinilai aman, Kasiem asli diturunkan dari mobil dan saat itu sudah dijemput salah seorang kerabat Kasiem. Waktu itu pula, Kasiem langsung pulang ke rumahnya di Desa Kalianyar. Untuk meninggalkan jejak, Kasiem berlibur ke Bali sekaligus menjenguk anaknya. Namun, lima hari setelah itu, tepatnya pada Jumat (31/12) peran Kasiem palsu terbongkar.

Pada hari itu juga, Kasiem yang baru tiba dari Bali langsung dijemput petugas Kejari Bojonegoro dan dijebloskan ke LP. Sementara Karni dilepas dan pulang ke rumahnya. Saat diwawancarai wartawan, kemarin, Kasiem yang terlihat cukup tertekan dengan kejadian itu, mengaku hanya menjadi korban. “Saya hanya ingin tidak dipenjara sehingga mau menuruti tawaran pengacara itu,” ungkap perempuan berjilbab tersebut.

Dia juga membenarkan memberikan uang sebesar Rp22 juta pada Hasnomo.Dia mengaku tidak tahu skenario yang dijalankan Hasnomo dkk dan hanya menuruti permainannya. “Saya pasrahkan semuanya pada Hasnomo,”tuturnya.

No comments:

Post a Comment

Blog Archive

 
Copyright © 2010 | Tattoo Kandar Art Body Painting | Privacy Policy