Penertiban preman di angkutan umum Jakarta
JAKARTA – Aksi premanisme di angkutan umum kembali marak setelah sempat ditertibkan setengah tahun lalu. Tak pelak aksi premanisme dengan berbagai modus seperti pengamen, penjual asongan maupun modus lainnya membuat resah para pengguna angkutan umum.
Ambar, 27, seorang karyawan swasta mengaku resah dengan banyaknya pengamen di dalam angkutan umum. Bahkan,dalam sekali perjalanan dari perempatan Slipi, Jakarta Barat, hingga Salemba, Jakarta Pusat, ada lima kelompok pengamen yang naik bus kota P213 dengan rute Kampung Melayu– Grogol.
Dia menyesalkan, sebagian pengamen meminta belas kasihan penumpang secara paksa. “Kadang keberadaan mereka cukup menghibur, tapi kalau ada yang memaksa saya suka kesal,” ujarnya saat ditemui di perempatan Slipi, Jakarta Barat, kemarin.
Aksi premanisme dengan modus mengamen juga terjadi di bus kota 502 jurusan Tanah Abang– Kampung Melayu, R507 jurusan Tanah Abang–Pulogadung, maupun P16 jurusan Tanah Abang– Tanjung Priok.
Ironisnya, tiga rute tersebut melewati Kantor Gubernur DKI Jakarta di Jalan Merdeka Selatan dan Kantor DPRD DKI Jakarta di Jalan Kebon Sirih Raya. Tak jarang para pengamen memaksa penumpang untuk memberikan uang receh. Jika tidak dikasih, para pengamen biasanya mengumpat, terutama kepada penumpang berjilbab.
Bahkan, sering kali aksi mereka disertai tindakan pelecehan terhadap penumpang wanita ABG dengan memegang pipi maupun hidung. Sementara itu, Willy, salah seorang pengamen jalanan,menyatakan, seniman jalanan yang beroperasi di angkutan umum sudah terdata.
Beberapa bulan sekali diadakan pertemuan di antara mereka. Mengenai tindakan pengamen jalanan yang sering kali memaksa, Willy mengatakan, tindakan tersebut hanya dilakukan oleh segelintir oknum.
“Kita cari duit di sini,masa kita mau kotorin.Memang kadang saya juga kesal kalau ada penumpang yang pura-pura tidur tapi saya nggak sampai meminta secara paksa,” ujar Willy yang ditemui kemarin
No comments:
Post a Comment